Semangat Pahlawan, Spirit Pengawasan: Bawaslu Blitar Gelar Upacara Hari Pahlawan 2025

blitar.bawaslu.go.id — Dalam suasana penuh khidmat dan semangat nasionalisme, Bawaslu Kabupaten Blitar melaksanakan Upacara Peringatan Hari Pahlawan pada Senin (10/11/2025). 

Upacara yang digelar di halaman kantor Bawaslu Kabupaten Blitar itu mengusung tema nasional “Pahlawanku Teladanku, Terus Bergerak Melanjutkan Perjuangan.”

Bertindak sebagai pembina upacara, Ketua Bawaslu Kabupaten Blitar, Nur Ida Fitria, memimpin langsung jalannya upacara yang diikuti oleh seluruh jajaran, mulai dari komisioner Masrukin, Nikmatus Sholihah, dan Jaka Wandira, Kepala Sekretariat Heru Setyawan, hingga seluruh ASN dan non-ASN sekretariat Bawaslu Kabupaten Blitar.

Dalam amanatnya, Ida mengajak seluruh peserta untuk meneladani nilai perjuangan para pahlawan dengan cara sederhana namun bermakna, yakni menjalankan tanggung jawab dengan sungguh-sungguh dan penuh keikhlasan.

“Setiap kita adalah pahlawan di bidang masing-masing, dimulai dari lingkup terkecil, dan nantinya akan memberikan dampak besar bagi sekitar,” ujarnya penuh semangat.

Ia menekankan bahwa semangat kepahlawanan tidak hanya dimaknai dalam konteks pertempuran fisik, tetapi juga dalam perjuangan menjaga integritas dan keadilan, termasuk dalam tugas pengawasan pemilu.

“Sebagai pengawas pemilu, kita punya tanggung jawab moral untuk memastikan proses demokrasi berjalan jujur dan adil. Itu juga bentuk perjuangan kita hari ini,” imbuhnya.

Upacara berlangsung dengan khidmat, diakhiri dengan penghormatan kepada para pahlawan dan doa bersama. Momen tersebut menjadi pengingat bagi seluruh jajaran bahwa perjuangan belum berakhir — semangat pengabdian dan integritas harus terus dikobarkan dalam setiap langkah pengawasan pemilu dan pemilihan.

Melalui peringatan Hari Pahlawan tahun ini, Bawaslu Kabupaten Blitar meneguhkan komitmennya untuk melanjutkan perjuangan para pahlawan melalui pengawasan yang berintegritas, serta menanamkan nilai-nilai kepahlawanan dalam setiap tugas menjaga tegaknya demokrasi di Bumi Penataran.*