Menjaga Demokrasi, Menyemai Kesejahteraan, Pesan Anggota Bawaslu RI pada Pembukaan P2P Jawa Timur
|
blitar.bawaslu.go.id — Demokrasi bukan sekadar kata, melainkan janji yang harus ditepati. Janji agar rakyat hidup sejahtera, dan kekuasaan tak tergelincir pada kesewenang-wenangan. Itulah napas yang mengalir dalam Rangkaian Pendidikan Pengawas Partisipatif (P2P) di Jawa Timur, yang digelar Bawaslu Republik Indonesia pada 13–15 Agustus 2025 di Sidoarjo, mengusung tema "Berfungsi dan Bergerak untuk Pemilu 2029 yang Bermartabat".
Kegiatan ini dibuka langsung oleh Anggota Bawaslu RI, Totok Hariyono, yang menegaskan kembali tujuan demokrasi sebagaimana diungkapkan Bung Karno.
“Kita berdemokrasi untuk kesejahteraan rakyat. Pemilu hanyalah alat menuju rakyat yang sejahtera. Kalau belum sejahtera, maka demokrasi belum berhasil,” ucapnya.
Pria asal Malang itu mengingatkan, demokrasi adalah ladang yang harus diawasi dan dikritisi, agar mereka yang terpilih benar-benar menjadi negarawan yang melahirkan kebijakan demi kemakmuran rakyat. Ia juga menyoroti potensi bahaya keterlibatan aparatur negara dalam politik praktis yang dapat menjerumuskan demokrasi ke arah otoritarianisme.
“Ketika aparat negara terlibat dalam politik praktis, maka demokrasi bisa tergelincir pada otoritarianisme,” tegasnya.
Totok mengajak 100 peserta P2P yang hadir untuk menjadi ujung tombak penjaga demokrasi.
“Saya hormat kepada panjenengan semua. Kami ini hanya pekerja, panjenenganlah yang berjuang. Selesai mengikuti P2P ini, sebarkan pengetahuan dan kesadaran tentang demokrasi kepada masyarakat luas,” pungkasnya.
Sebagai lembaga pengawas penyelenggaraan pemilu dan pemilihan, Bawaslu memandang P2P sebagai upaya strategis membangun pengawasan partisipatif yang mengakar di masyarakat. Dengan begitu, Pemilu 2029 diharapkan tak hanya menjadi ajang pesta demokrasi, tetapi juga langkah nyata menuju kesejahteraan rakyat yang sesungguhnya.
Foto dan Berita : Humas Bawaslu Jawa Timur