Lompat ke isi utama

Berita

Arisan Film Pendek Bawaslu Jatim, Bahas Keterwakilan Perempuan Lewat Film “Wadon”

arisan film

Anggota Bawaslu Jawa Timur, Nur Elya Anggraini, sebagai pemantik diskusi Arisan Film Pendek Bawaslu Jawa Timur yang digelar pada Kamis, 23 Oktober 2025

blitar.bawaslu.go.id — Sebagai bentuk dukungan terhadap peningkatan kapasitas pengawas Pemilu dan penguatan perspektif kesetaraan gender, Bawaslu Kabupaten Blitar mengikuti Arisan Film Pendek Bawaslu Jawa Timur yang digelar pada Kamis, 23 Oktober 2025 secara daring.

Kegiatan ini mengulas film berjudul “Wadon”, yang berdurasi kurang dari sepuluh menit namun memicu diskusi panjang hingga dua jam di kalangan pengawas Pemilu se-Jawa Timur.

Film “Wadon” menyoroti tema perempuan dan ruang perjuangannya dalam kehidupan sosial, domestik, dan politik. Anggota Bawaslu Jawa Timur, Nur Elya Anggraini, yang hadir sebagai pemantik diskusi, menyebut film tersebut sebagai refleksi lembut tentang pengalaman perempuan yang tidak dapat sepenuhnya dirasakan oleh laki-laki.

“Hanya perempuan yang benar-benar memahami pengalaman mereka sendiri, terutama dalam hal peran sosial dan politik yang sering kali menghadirkan tantangan tersendiri,” ujarnya.

Elya kemudian mengaitkan pesan dalam film tersebut dengan konteks elektoral, menekankan pentingnya keterwakilan perempuan di parlemen maupun dalam lembaga penyelenggara Pemilu.
Menurutnya, perjalanan panjang Pemilu di Indonesia menunjukkan kemajuan signifikan. Kini, regulasi telah menegaskan kewajiban kuota 30% perempuan dalam daftar calon legislatif dan mensyaratkan adanya minimal satu nama perempuan di setiap tiga calon pertama dalam daftar partai.

“Kebijakan ini membuktikan bahwa keterwakilan perempuan di parlemen mulai mengalami kemajuan nyata,” tambahnya.

Namun, Ely menegaskan bahwa perjuangan belum selesai. Ia menyoroti belum adanya aturan yang mengatur keterwakilan perempuan dalam Pilkada, serta rendahnya proporsi perempuan di jajaran penyelenggara Pemilu, terutama di tingkat provinsi dan kabupaten/kota.

“Di Jawa Timur, kuota perempuan masih belum mencapai 30%. Semakin tinggi jenjangnya, semakin kecil pula keterlibatannya. Baru di tingkat PKD dan PTPS angka itu tampak signifikan,” jelasnya.

Melalui kegiatan ini, Bawaslu Jawa Timur mengajak seluruh pengawas Pemilu untuk melakukan refleksi kritis terhadap isu kesetaraan gender dan memastikan keterlibatan perempuan terus diperkuat, bukan hanya sebagai angka, tetapi sebagai bagian penting dari demokrasi yang inklusif.

Bawaslu Kabupaten Blitar, yang mengikuti kegiatan ini secara aktif, menyambut baik inisiatif tersebut. Kepala Sekretariat Heru Setyawan menyampaikan bahwa kegiatan seperti ini penting untuk menumbuhkan kepekaan sosial dan perspektif gender di kalangan pengawas Pemilu.

“Pengawasan tidak hanya soal prosedur dan aturan, tetapi juga tentang memahami nilai-nilai keadilan dan kesetaraan. Melalui kegiatan ini, kami belajar bagaimana isu perempuan juga menjadi bagian dari penguatan demokrasi,” ujarnya.

Kegiatan Arisan Film Pendek ini menjadi wadah refleksi dan pembelajaran bagi seluruh jajaran Bawaslu se-Jawa Timur untuk terus mengembangkan wawasan, memperkuat nilai-nilai inklusif, serta memastikan bahwa pengawasan Pemilu juga berpihak pada prinsip kesetaraan gender dan partisipasi yang setara bagi semua warga negara.*

Penulis : Ridha Erviana (Staf Pranata Humas Bawaslu Kabupaten Blitar)