Lompat ke isi utama

Berita

Ani Dewi Astuti, Mengawasi dengan Kruk

Ani Dewi Astuti, pengawas TPS Pemilu 2019 di Desa Jeblog, Kecamatan Talun  

Ani Dewi Astuti

   

Terbatas, Tak Halangi Awasi TPS

Memiliki keterbatasan anggota badan, tidak menyurutkan semangat Ani Dewi Astuti ikut ambil bagian dalam mengawal proses demokrasi di Indonesia tahun ini. Baginya, melalui Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 yang dilaksanakan secara serentak menjadi momen terbaik untuk melahirkan pemimpin yang baik. Maka, pihaknya sangat berharap proses penyelenggaraan berkualitas dan dijalankan oleh penyelenggara berintegritas. Itulah semangat yang tertanam oleh ibu dua anak yang sudah dua kali menjadi Pengawas Tempat Pemungutan Suara (PTPS). Yaitu saat penyelenggaraan Pemilihan Bupati (Pilbup) Blitar 2015 dan Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Timur 2018 lalu. Kali ini, saat dibuka rekrutmen pembentukan PTPS Pemilu 2019, warga RT 04/RW 03 Desa Jeblog, Kecamatan Talun, ini tidak mau ketinggalan. “Ini panggilan hati nurani. Semua persyaratan sudah kami lengkapi. Semoga pemilu ini bisa menjadi bagian dari keluarga Bawaslu,” ujar Ani sebelum mengikuti tes wawancara yang dilakukan oleh Panwascam Talun. Iya, perempuan 38 tahun silam ini termasuk perempuan enerjik. Meski sejak lahir tidak memiliki kaki utuh, namun tidak menghalangi semangatnya untuk beraktivitas.  Kaki kanannya hanya sepaha. Tentu gerak langkah tidak sama dengan manusia pada umumnya. Untuk berjalan dia menggunakan alat bantu krek kanan dan kiri. Tapi keterbatasan yang dimiliki Ani, justru menjadi pelecut agar tetap bisa berkontribusi bagi bangsa. “Kami ingin menunjukkan bahwa saya bisa, meski dengan kondisi seperti ini,” tegas wanita berjilbab ini. Salah satu donator lembaga sosial dari Solo sebenarnya pernah memberikan kaki palsu sesuai ukurannya. Namun setelah dipasang, Ani merasakan tidak nyaman saat berjalan dengan kaki sambung tersebut. “Rasanya keri (baca : risih). Enakan menggunakan krek,” kata Ani. Sehingga segala aktivitasnya, perempuan yang juga aktivis organisasi Muslimat NU itu tidak lupa membawa alat bantu krek tersebut. Bahkan, untuk bepergian ke tempat jauh pun mampu mengendarai sepeda motor. Mungkin, orang lain akan memandang dan mengkhawatirkannya ketika naik kendaraan. “Saya malah biasa membonceng Mbak Utami ini kemana-mana,” tandas Ani saat bersebelahan dengan Utami yang juga pengawas pemilu desa (PPD) Jeblog. Ani menceritakan, kegiatan sehari-harinya adalah sebagai ibu rumah tangga. Tapi ada kesibukan lain dalam bersosial masyarakat seperti layaknya perempuan lain. Ketika ada acara ibu-ibu muslimat, dia mempunyai peran tersendiri. Yakni pemain organ untuk mengiringi kelompok sholawatan. “Saya selalu mengiringi ketika muslimat ada kegiatan sholawatan atau pengajian dan menjadi pelatih paduan suara muslimat,” jelasnya. Untuk pengawasan TPS pemilu ini Ani mengatakan siap ditempatkan di TPS manapun di desanya. Mau yang dekat rumah atau jauh sekalipun. “Penugasan merupakan perintah. Saya siap melaksanakan setiap perintah,” kata Ani lagi. Menurut Utami, Panwaslu Desa Jeblog, pengalaman pada Pilgub 2018 yang lalu Ani ditempatkan di TPS yang lumayan jauh dari rumahnya. Jaraknya sekitar 1 kilometer, karena jalannya berkelok-kelok. Meski sebenarnya TPS dekat rumahnya ada. “Anaknya ini pintar. Bahkan menjadi motivasi bagi PTPS yang lain. Apalagi TPS yang diawasi termasuk yang rawan. Tapi dia mampu mengkondisikannya,” kata Utami. (hakam)
Tag
Berita