Tadarus Bawaslu Blitar di “Perbatasan Australia”
|
blitar.bawaslu.go.id – Memasuki pertengahan Ramadhan 1442 Hijriyah, Bawaslu Kabupaten Blitar melaksanakan giat Tadarus Bawaslu Blitar pada Selasa, 27 April 2021. Diawali di Masjid Jami’ Hidayatulloh, Desa Tambakrejo, Kecamatan Wonotirto, Tadarus Bawaslu diisi oleh Ketua Bawaslu Kabupaten Blitar Abdul Hakam Sholahuddin, yang dilakukan di sela salat tarawih.
Kawasan di Blitar Selatan yang sering dijuluki “Perbatasan Australia” oleh warga Blitar ini, berada sekitar 34 kilometer dari Kantor Bawaslu Kabupaten Blitar, di Jalan Ahmad Yani Nomor 42, Kota Blitar. Perjalanan dengan kendaraan roda empat ditempuh sekitar 60 menit, dengan kecepatan sedang. Mayoritas penduduk Desa Tambakrejo, bermata pencaharian sebagai nelayan, karena memang letak wilayahnya yang langsung berbatasan dengan Samudera Hindia. Hakam yang juga koordinator divisi hukum, humas, dan data informasi bertolak ke Tambakrejo sekitar pukul 15.30 ditemani seorang staf.
Sembari menunggu adzan maghrib, Hakam menyempatkan mampir ke Pantai Tambakrejo dan melakukan penghormatan atas awak KRI Nanggala 402 yang dinyatakan gugur dalam tugas di Perairan Bali. Tak lama, Hakam didampingi oleh Priyogi (eks Panwascam Wonotirto, red) untuk diajak menuju Masjid Jami’ Hidayatulloh untuk berbuka lanjut berjamaah Maghrib.
“Ciri khas warga Blitar Selatan dengan keramahan yang natural, sehingga suasana terasa sangat nyaman. Jamaah yang hadir di masjid juga sangat banyak. Karena memang masjid jami’,” kata Hakam.
Tiba waktu Isya, dilanjutkan dengan salat tarawih 20 rakaat yang diikuti oleh jamaah warga desa setempat. Terlihat jamaah laki-laki dan perempuan sama banyaknya. Sebelum memasuki salat witir, Hakam berkesempatan mengisi Tadarus Bawaslu Blitar di hadapan jamaah.
“Ramadan dengan segala hikmah dan keistimewaannya, mengajarkan kita sebagai umat muslim untuk jujur. Karena ibadah puasa ini, merupakan ibadah antara pribadi langsung dengan Sang Khalik. Maka diperlukan kejujuran. Nah, sama halnya dengan penyelenggaraan pemilu ataupun pemilihan kepala daerah, perlu penyelenggara yang jujur dan berintegritas,” kata alumnus STAI Sunan Giri, Bojonegoro di hadapan jamaah.
Ayah dua putri ini menambahkan, puasa Ramadan memiliki banyak godaan. Demikian juga Bawaslu. Maka dibutuhkan kejujuran untuk menjaga kualitas proses penyelenggaraan pemilu. Karena lewat proses yang baiklah akan didapatkan pemimpin yang baik. “Saat ini kita sudah mendapat pemimpin, makan tugas sebagai masyarakat adalah untuk mendoakan agar pemimpin kita amanah. Tak hanya itu, masyarakat juga berperan dalam mendukung tugas Bawaslu sebagai pengawas partisipatif,” tegas Hakam. (*/humas)
Tag
Berita