Lompat ke isi utama

Berita

Ghufron : Pemilih yang Dewasa Tidak Akan Tergadai oleh Politik Uang

blitar.bawaslu.go.id – Diskusi Daring bertajuk Kaum Miskin Kota dalam Pusaran Politik Uang, yang diselenggarakan Bawaslu Jatim, Rabu (8/7/2020) berlangsung gayeng hingga akhir acara. Negeri ini membutuhkan suatu system demokrasi yang bisa membentuk para pemilih dewasa yang tidak akan tergadai oleh politik uang. Nurul Ghufron, Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI, menyampaikan ada tiga komponen yang menentukan sukses tidaknya pemilu. Yakni, peserta, penyelenggara, dan pemilih. “Tiga komponen itu saling berhubungan. Peserta pemilu seperti partai politik (parpol), tim pemenangan, tim sukses perlu kredibel. Dari sisi penyelenggara, KPU-Bawaslu-DKPP juga harus profesional dan independen. Serta dari pemilih, sangat menentukan. Pemilih haruslah dewasa, sehingga bisa memilih pemimpin yang sesuai visi dan cita-citanya,” jlentreh Ghufron. Ghufron lantas mencontohkan pemilu yang ada di luar negeri. Bahwasanya, warga Negara yang memiliki hak pilih tidak hanya didasarkan kepada kepemilikan kartu tanda penduduk. Namun juga pada kepatuhan membayar pajak. “Ini berkorelasi. Sebab, orang yang mampu dan patuh dalam membayar pajak bisa dipastikan adalah mereka yang mapan, yang menolak politik uang, yang mampu memilih pemimpin sesuai dengan visinya,” ungkap Ghufron. Menurut Ghufron, pemilih yang dewasa bisa dilahirkan lewat sebuah sistem. Jika pemilih memilih siapa saja yang memberi uang, sama halnya menggadaikan masa depan. “Oleh sebab itu, butuh pemilih dewasa dan pemilu yang jujur dan adil untuk menghasilkan pemimpin yang jujur adil,” tandas Ghufron. Dalam diskusi daring ini, menghadirkan beberapa narasumber. Antara lain Anggota Bawaslu RI M. Afiffudin, Anggota KPK RI Nurul Ghufron, Anggota Komnas HAM Beka Ulung Hapsara, membahas bagaimana politik uang menjadi musuh bersama demokrasi di Indonesia. (ridha/humas)
Tag
Berita