Lompat ke isi utama

Berita

CATATAN RAMADAN 1442 HIJRIYAH BERSAMA BAWASLU BLITAR

Ramadan ke-13, Ngabuburit Online Diskusi Literasi Digital

Oleh : Ridha Erviana

Hari ini ada kesempatan ngabuburit online bareng para pengawas se-Jawa Timur lewat aplikasi zoom meeting. Bawaslu Jawa Timur menggelar Literasi Digital Kepemiluan di Taman Botani Sukorambi Jember secara virtual, yang dimulai pukul 12.00 WIB. Agak siang untuk ngabuburit, tapi lumayan nambah asuapan gizi kepengawasan di hari Minggu, 25 April 2021 bertepatan dengan hari ke-13 Ramadan. Diskusi Literasi Digital Kepemiluan dengan tema, Kader Pengawas Cakap Literasi Digital ini, menghadirkan narasumber yang cukup keren. Antara lain, Tenaga Ahli Menteri (TAM) Kemenkominfo Devie Rahmawati; Anggota Bawaslu Jatim Nur Elya Anggraeni; Jurnalis Deni Romdoni; PC Fatayat Jember Erwin Nur Rif’ah. Kegiatan ini terlaksana berkat kolaborasi antara Bawaslu Jatim dengan Kemenkominfo dan SiberKreasi. Sekitar 170 juta penduduk Indonesia adalah pengguna media sosial. Jumlah yang cukup besar ini menjadi saluran aktivitas ekonomi dan politik. Dan kita semua juga sama-sama tahu, seperti apa perang buzzer di media sosial yang terjadi sejak pemilu sampai dengan sekarang. Literasi digital menjadi sebuah keniscayaan, agar tidak mudah termakan hoax. Ketua Bawaslu Jatim M. Amin selaku keynote speaker, mengibaratkan dunia digital seperti celurit, sebuah senjata kebanggaan orang Madura, demikian juga dengan dunia digital. Ada dua sisi positif negatinfnya juga. Positifnya bisa menggerakan ekonomi, lalu bisa silaturrahim virtual saat kita tidak mudik. Negatifnya ya ini digunakan oleh oknum tertentu untuk menyebarkan hoax. Nur Elya Anggraini, Anggota Bawaslu Provinsi Jawa Timur, yang juga koordinator divisi humas  menyampaikan, dalam literasi terdapat dua sisi, yakni literasi kepada penyelenggara dan literasi kepada pemilih agar tidak mudah termakan ataupun terperngaruh berita hoax. Berdasarkan pengalaman pada Pemilu 2019 jumlah hoax dalam media sosial beredar semakin tinggi. Oleh karena itu, sebagai kader pengawas harus bisa dan cakap terkait literasi digital. (*/bersambung)
Tag
Berita
Opini